15 Juni 2008

KEBUTUHAN VS KEINGINAN

Hati-hati kalau Anda tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Karena kalau Anda tidak bisa membedakan yang mana itu yang masuk sebagai kebutuhan dan yang mana yang sebenarnya masuk sebagai keinginan, bisa-bisa Anda menjadi orang yang boros.

Dan boros ini bisa menjadi biang masalah dalam keuangan Anda. Dengan hidup boros, lama kelamaan bisa terjadi defisit. Pemasukan Anda sudah tidak mampu lagi membiayai pengeluaran yang terus membesar karena sifat boros. Dan kalau sudah defisit, seringkali mencari jalan keluar yang singkat yaitu dengan berhutang. Hutang, apalagi yang berbunga, bisa membuat Anda bangkrut. Dan bangkrut itu adalah akhir dari nasib keuangan Anda.

Karena tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, maka dengan ringannya Anda bisa mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli sesuatu. Padahal mungkin uang itu akan lebih bermanfaat kalau sekiranya digunakan untuk hal lainnya.

Tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan juga bisa membuat Anda tidak bisa menentukan dengan baik prioritas dalam melakukan pembelanjaan. Malah, bisa jadi Anda mengorbankan suatu kebutuhan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.

Apa sih bedanya antara kebutuhan dan keinginan?

Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan atau keinginan. Tapi sebagai panduan, seroang kawan saya memberi definisi berikut:

Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera.

Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi maka sesungguhnya kesejahteraannya tidak berkurang.

Itu kalau kita lihat dari segi kepuasan atau kesejahteraan seseorang. Tapi yang namanya kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi setiap orang. Sedangkan saya sendiri berpendapat bahwa untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, harus dilihat dari segi fungsinya. Sesuatu dikatakan sebagai keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya.

Contoh sederhana, makan adalah kebutuhan yang tidak terelakan. Bukan cuma manusia, setiap makhluk hidup butuh yang namanya makan. Makan akan memberikan tenaga dan kesehatan bagi manusia, maka makan makanan yang bergizi adalah kebutuhan kita semua.

Makanan memiliki fungsi utama sebagai sumber energi untuk tubuh. Sedangkan memberikan rasa enak adalah fungsi tambahan dari makanan. Maka makanan enak adalah keinginan, bukan kebutuhan. Tapi bukan berarti tidak boleh makan makanan yang enak-enak. Hanya saja kita perlu mempertimbangkan dulu apakah pengeluaran untuk makanan enak itu akan mengorbankan kebutuhan yang lain atau tidak.

Contoh lain. Berpakaian adalah kebutuhan kita agar terlindung dari cuaca. Pakaian juga berfungsi untuk menjaga aurat yang musti kita jaga. Bagi sebagian orang mungkin memang dibutuhkan untuk berpakaian dengan jenis tertentu untuk kepantasannya, seperti memakai dasi atau jas. Tapi apakah perlu memakai pakaian yang bermerk dan mahal? Saya rasa pakaian bermerk dan mahal bukan lagi kebutuhan, tapi keinginan saja.

Rumah juga kebutuhan, tempat kita tinggal dan bernaung. Agar rumah bisa berfungsi dengan baik, rumah juga ditunjang dengan berbagai perlengkapan rumah tangga seperti televisi, kulkas, dan perabotan lainnya. Setiap alat dan perabotan itu memiliki fungsinya masing-masing. Selama itu digunakan sesuai dengan fungsinya, itu adalah kebutuhan. Tapi kalau sudah digunakan untuk “pamer”, sekedar menunjukkan kepada tetangga bahwa kita pun mampu membeli seperti mereka. Saya rasa itu bukan lagi kebutuhan, itu hanya keinginan. Dan keinginan seperti ini sebaiknya tidak dituruti.

Standar kebutuhan dan keinginan bagi setiap orang bisa jadi berbeda. Tentunya sangat tergantung dari kondisi lingkungan, aktivitas harian, tuntutan pekerjaan/profesi dan sebagainya.

Bagi sebagian orang, mobil sudah merupakan kebutuhan. Untuk bisa menunjang aktifitasnya yang banyak di luar rumah dan sering bepergian, maka mobil adalah alat transportasi yang menjadi kebutuhan. Jika fungsi mobil adalah untuk alat transportasi, membawa kemana kita akan pergi.

Tapi seringkali kita punya keinginan untuk menambah berbagai macam aksesories mobil, bukan untuk menambah kenyamanan atau kemanan berkendara, tapi hanya sekedar mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu bukan kebutuhan, itu cuma keinginan saja. Dan keinginan ini bisa ditunda kalau semua kebutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik.

Apalagi memiliki beberapa jenis mobil, padahal kita hanya bisa menggunakannya satu saja. Saya rasa itu sudah jelas keinginan, sama sekali bukan kebutuhan.

Kalau kita sudah bisa membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan maka kita bisa menentukan prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.

Tidak ada salahnya memang kita memenuhi keinginan kita untuk sekali-kali makan di restoran untuk merayakan sesuatu, atau memasang aksesori mobil agar lebih aman dan nyaman. Tapi ingat, jangan sampai hal iu mengorbankan kebutuhan kita yang lain yang lebih penting.

Walaupun mungkin kini Anda merasa mampu untuk memenuhi semua keinginan Anda, tapi kita tetap harus bijaksana, jangan sampai lupa akan kebutuhan di masa yang akan datang. Kita harus mempersiapkan dana pensiun kita agar bisa menikmati hari tua dengan tenang, kita juga harus mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak kita, dan itu semua adalah kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak sekarang.

Yang harus diingat adalah, jangan sampai memenuhi keinginan dengan mengabaikan kebutuhan. Dan jangan sampai melupakan bahwa kebutuhan tidak musti semua datang sekarang, karena masih ada kebutuhan untuk dipenuhi di masa depan. Sedangkan yang namanya keinginan manusia tidak akan pernah ada batasnya, nanti atau sekarang.

Jadi, buat apa memenuhi keinginan Anda sekarang tapi mengorbankan kebutuhan Anda dan keluarga di masa depan.


Dikutip dari Majalah ALIA/Safir senduk website

12 Juni 2008

Kiat-kiat Membuka Usaha

Berikut berbagai Kiat bila Anda berniat untuk membuka usaha:

  • Informasi

Ya, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mencoba mencari informasi tentang bidang usaha yang akan Anda tekuni. Caranya? Bisa lewat buku-buku mengenai usaha, seperti cara beternak ayam. Artikel di media massa, juga bisa menjadi rujukan. Seminar tentang wirausaha bisa Anda sambangi. Internet juga bisa menjadi pintu Anda menjelajah untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia. Terakhir, observasi atau wawancara dengan pelaku usaha yang Anda kenal. Mereka bisa memberi masukan berharga tentang seluk beluk dunia usaha yang ingin Anda geluti.

  • Teknis

Dalam membuka suatu usaha, terus terang Anda tidak bisa hanya memikirkan segi permodalan atau pemasarannya saja. Semua hal yang menyangkut urusan teknis juga harus ikut dipikirkan matang-matang. Sekarang, bagaimana bila Anda tidak menguasainya? Ada berbagai macam buku yang membahas tentang hal tersebut tanpa adanya istilah-istilah teknis yang njelimet. Atau kalau perlu Anda juga bisa mencari informasi pada orang yang menguasainya.

Apa saja sih yang dimaksud dengan hal-hal teknis ini? Macam-macam. Misalnya soal perizinan atau urusan tetek bengek hukum yang lainnya. Suatu usaha juga perlu pengelolaan keuangan. Jadi mau tidak mau Anda tetap membutuhkan pembukuan yang teratur, serta melakukan pemisahan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Begitu juga pengelolaan SDM atau karyawan. Anda harus bisa menghitung berapa banyak karyawan yang Anda butuhkan, hak dan kewajiban karyawan sesuai UU Ketenagakerjaan.

Persoalan teknis lainnya, bagaimana memasarkan produk dan jasa Anda, bagaimana strategi promosi, segmen pasar apa yang dituju, anggaran yang harus disediakan, menghadapi persaingan dan mengevaluasi pemasaran Anda.

Terakhir adalah teknologi. Mungkin untuk suatu usaha yang kecil, teknologi belum terlalu diperlukan. Tapi Anda perlu memikirkan jangka panjangnya saat usaha kian maju dan berkembang. Teknologi tentu akan menghemat banyak tenaga dan waktu, sehingga pada akhirnya dapat menekan biaya usaha.

  • Permodalan

Tidak semua orang punya tabungan yang cukup untuk membuka usaha. Jadi tak perlu kecil hati. Yang penting Anda sudah mantap. Soal modal, banyak alternatif yang bisa Anda tempuh. Anda bisa meminjam atau bekerja sama dengan pihak lain. Meminjam bisa dilakukan pada perorangan atau lembaga. Carilah bunga pinjaman yang tidak memberatkan dan masih bisa dibayar dengan laba dari usaha Anda nantinya.

Nah, bila Anda meminjam modal usaha dari orang tua atau teman, mungkin yang dibutuhkan hanyalah kepercayaan. Tetapi kalau Anda meminjam dari sebuah lembaga seperti bank, koperasi, atau kantor Anda, maka dibutuhkan proposal usaha yang berisi detil usaha apa yang akan Anda buka nantinya. Mulailah menganalisa kebutuhan modal untuk SDM, teknologi, keuangan, masalah pajak dan hukum, iklan dan pemasaran dalam usaha Anda nantinya.

Alternatif berikut adalah bekerja sama dengan orang lain. Tentunya orang itu adalah seseorang yang bisa Anda percaya. Walaupun begitu tetap harus ada perjanjian tertulis untuk kerjasama tersebut agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. Bila setelah semua usaha tersebut dilakukan tetapi modal Anda masih belum cukup, cobalah untuk mengurangi berbagai pengeluaran yang masih bisa ditekan. Contohnya dengan membuka usaha di rumah daripada harus sewa kantor.

Bagaimana? Siap membuka usaha? Saya doakan Anda berhasil. Salam.

11 Juni 2008

MENGHADAPI KENAIKAN BBM

Wah, harga BBM naik lagi. Alasannya, sih klise, karena pemerintah tidak kuat menanggung subsidi BBM. Basi! Mungkin begitu kata Anda. Eits...Jangan keburu marah dulu. Langkah pemerintah ini terpaksa dilakukan untuk mengurangi dana subsidi BBM.

Jelasnya begini. Kalau Anda selama membeli bensin seharga Rp 4. 500. Padahal harga sebenarnya lebih tinggi dari itu. Jadi selama ini pemerintah yang nombokin selisih harga itu. Makanya, setiap Anda mengisi bensin untuk motor atau mobil Anda, sebagian dibayari pemerintah. Cara ini tentu akan memberatkan pemerintah. Makanya agar jumlah subsidi berkurang, harus ada kenaikan harga BMM.

Tulisan saya di sini bukan untuk membela pemerintah, lo. Di satu pihak, saya bisa merasakan penderitaan yang Anda rasakan sekarang. Tapi di lain pihak, saya bisa memahami apa yang dilakukan pemerintah. Jadi, dari ngedumel, mending kita konsentrasi bagaimana cara kita menghadapi kenaikan harga BBM kali ini.

A. Tinjau Kembali Pengeluaran Anda.
Dalam hidup ini kita selalu punya keinginan dan kebutuhan. BBM adalah kebutuhan Anda. Bagaimana dengan busana? Itu bagian dari keinginan Anda. Tanpa sadar kita sering protes saat harga kebutuhan naik.

Namun Anda sering tak peduli saat barang-barang keinginan Anda naik. Misalnya, Anda sering tak peduli saat harga baju Anda naik. Begitu juga harga sepatu yang dibeli sang suami. Bahkan Anda pun tak protes, saat harga rokok yang diisap suami juga "ganti" harga.

Jadi, saran saya, tinjau kembali apakah Anda bisa mengurangi barang atau jasa yang merupakan keinginan-keinginan Anda. Ini harus Anda lakukan karena penghasilan Anda belum naik kan? Jadi, saran saya, sebaiknya Anda lebih mengutamakan kebutuhan dari pada keinginan. Coba lihat juga pos-pos pengeluaran Anda dan lakukan prioritas untuk pengeluaran-pengeluaran yang lebih penting terlebih dahulu.

B. Perhatikan pemakaian BBM Anda.
Kalau Anda banyak menggunakan BBM untuk kendaraan Anda, coba lihat lagi bagaimana cara Anda mengemudikan kendaraan. Mengemudikan kendaraan dengan serabutan dan ugal-ugalan bikin bensin Anda lebih banyak terbuang percuma. Coba menyetir lebih halus. Jangan tancap gas tiba-tiba atau mengerem mendadak.

C. Tambah Sumber Pendapatan Anda.
Kenaikan BBM selalu diikuti dengan kenaikan barang lainnya. Dan ini makin berat karena penghasilan masih tetap. Karena itu, saya tak bosan mengingatkan, kunci dalam menghadapi kenaikan harga barang, salah satunya adalah punya sumber penghasilan tambahan.

Banyak hal yang bisa dilakukan kok. Misalnya dengan berdagang baju atau mengajar sesuai ketrampilan yang Anda miliki. Jadi, enggak susah, kan, punya penghasilan tambahan?

Tapi saya yakin, melakukan tiga langkah di atas tidak mudah. Tapi yang paling penting menurut saya, mencoba tentunya jauh lebih baik daripada Anda tidak melakukan apa-apa sama sekali.

(Dikutip dari: webnya Safir Senduk)